Tuesday, November 5, 2019

Batik Asal RI 'Terbang' ke Jepang hingga AS

Kementerian Perindustrian membidik export produk tenun serta batik pada tahun 2019 dapat tembus angka US$ 58,6 juta atau naik 10 % dibandingkan perolehan tahun kemarin sebesar US$ 53,3 juta. Export tenun serta batik Indonesia sebagian besar dikapalkan ke negara maju seperti Jepang, Belanda serta Amerika Serikat.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, kesempatan export tenun serta batik masih terbuka lebar.



"Tenun serta batik adalah high fashion yang nilai imbuhnya tinggi, bukan jadi komoditas. Karenanya, export untuk industri ini terus kami dorong. Ditambah lagi, saat ini Wastra Nusantara makin bermacam serta disukai customer global. Serta, barusan kami lihat ada substitusi sutra dari pabrik yang di Sukoharjo, Jawa Tengah," sebut Airlangga Hartarto waktu pembukaan Pameran Adiwastra 2019 di Jakarta, Rabu (20/2), seperti dicatat dalam info resminya.

Baca Juga : Penghasilan Tidak Kena Pajak

Menurut Airlangga, industri tenun serta batik yang disebut sisi dari barisan industri tekstil serta baju mempunyai andil lumayan besar pada perekonomian nasional. Industri tenun serta batik, banyak ditelateni oleh aktor industri kecil serta menengah (IKM) yang menyebar di sentra-sentra industri. "Tidak hanya fokus export, bidang ini termasuk padat karya," katanya.

Kemenperin mencatat, sentral industri batik di Jawa sampai 101 unit. Di dalamnya ada 3.782 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sampai 15.055 orang. Sesaat tenun dibuat di 368 sentral dengan 14.618 unit usaha serta mempekerjakan 57.972 orang.

Selain itu, Ketua Panitia Pameran Adiwastra 2019, Yanti Airlangga menjelaskan, pameran Adiwastra 2019 adalah pameran kain tradisi paling besar di Indonesia. Gelaran itu telah dikerjakan semenjak tahun 2008 sampai saat ini.

Baca Juga : Menghitung PTKP

"Pameran ini untuk terus kobarkan semangat kelestarian dan peningkatan kain tradisi di nusantara yang mempunyai kekayaan serta keindahan, dan nilai-nilai filosofi serta kearifan lokal yang tinggi," tegasnya.

Yanti menjelaskan, pameran ini direncanakan bisa didatangi lebih dari 40.000 pengunjung dari semua Indonesia dengan nilai penjualan sebesar Rp 45-50 miliar. Menurut dia, ketertarikan warga pada kain adati terus bertambah dari tahun ke tahun, baik untuk baju, interior atau keperluan yang lain.

"Cenderung ini semakin bertambah semenjak Unesco memutuskan batik jadi Warisan Budaya Dunia Tidak Benda dari Indonesia tahun 2009 waktu lalu," tuturnya.

Pameran ini diadakan pada 20-24 Maret 2019 di Hall A serta B Jakarta Convention Center dengan diikuti 413 stand peserta dari semua Indonesia.

Baca Juga : Menghitung PTKP

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah serta Bermacam (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengutarakan, pada Pameran Adiwastra Nusantara tahun 2019 ini, Kementerian Perindustrian memberi andil yang tambah lebih besar dibanding beberapa tahun awalnya.

"Fasilitasi yang diberi diantaranya booth pameran untuk 36 industri batik serta tenun yang mencakup 20 booth dari Direktorat Jenderal IKMA serta 16 dari Direktorat Jenderal IKFT," tambah Gati.

No comments:

Post a Comment