Tuesday, November 5, 2019

Duterte Tunjuk Rival Politik Utamanya Jadi 'Tsar Narkoba'

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menunjuk lawan politik intinya, Leni Robredo, yang Wakil Presiden Filipina jadi satu orang 'tsar narkoba'. Pemilihan ini dikerjakan sesudah Robredo terus-terang mengomentari kebijaksanaan perang menantang narkoba yang digaungkan Duterte.



Seperti dikutip Reuters, Selasa (5/11/2019), Robredo yang disebut pemimpin oposisi ini mengomentari kebijaksanaan Duterte saat interviu dengan Reuters waktu lalu. Robredo menyebutkan begitu beberapa orang yang meninggal dalam operasi antinarkoba di Filipina, yang menurut dia benar-benar tidak mengakhiri masalah sebab narkoba masih ramai.

Baca Juga : Nilai Rata-Rata

Ia menyebutkan jika operasi antinarkoba makin banyak membidik golongan miskin serta polisi dibolehkan salah gunakan kuasa mereka.

Tidak itu saja, Robredo menyebutkan kebijaksanaan antinarkoba memerlukan pendekatan baru. Komentar itu membuat geram Duterte serta pendukungnya. Serta Duterte waktu itu tawarkan pada Robredo untuk menggantikan serta pimpin langsung penegakan hukum di Filipina.

Walau memegang jadi Wakil Presiden Filipina semenjak tahun 2016, Robredo tidak mempunyai peranan dalam pemerintahan Duterte. Ia didapati dipilih dengan terpisah dari Duterte yang memegang Presiden Filipina.

Duterte wujudkan penawarannya dengan menunjuk Robredo jadi 'tsar narkoba' atau 'drugs tsar'. Tetapi diterangkan jubir kepresidenan Filipina, Salvador Panelo, jika ketetapan itu adalah kebijaksanaan yang ikhlas serta bukan langkah sinis untuk mendiskreditkannya.

Baca Juga : Menghitung Nilai Rata-Rata

Satu orang 'tsar' pada intinya adalah satu orang yang dipilih oleh pemerintah untuk memberi pendapat atau mengkoordinasikan kebijaksanaan pada sektor-sektor tersendiri. Satu orang 'drugs tsar' bermakna figur itu mempunyai pekerjaan mengarahkan kebijaksanaan pembasmian narkoba di beberapa ruang.

"Dengan perubahan ini, Istana (kepresidenan) mengharap supaya beberapa pencela serta beberapa pengkritik pada akhirnya lihat ketulusan presiden dalam memberi penawaran itu," sebut Panelo dalam pengakuannya.

Ditekankan Panelo jika ketetapan ini diambil 'dengan keinginan supaya pemerintah dapat sukses dalam melawan kejahatan yang dipacu oleh pemakaian serta penjualan narkotika dengan ilegal, lepas siapa saja yang berperan besar dalam keberhasilan itu'.

Belumlah ada komentar sah dari Robredo berkaitan pemilihan ini. Minggu lalu, jubir Robredo menyebutkan penawaran Duterte itu mempunyai tujuan untuk jadikan Robredo jadi 'kambing hitam' atas ketidakberhasilan dalam operasi perang menantang narkoba.

Perang menantang narkoba, sebagai kebijaksanaan ciri khas Duterte, menyebabkan kritik internasional sebab beberapa ribu orang yang meninggal dalam operasi itu. Kelompok-kelompok HAM, baik domestik atau internasional, mengatakan jadi eksekusi sistematis serta ditutup-tutupi oleh polisi. Dakwaan ini tidak diterima mentah-mentah oleh Kepolisian Filipina.

Baca Juga : Menghitung Nilai Rata-Rata

Duterte geram pada resolusi HAM PBB pada Juli lalu yang memerintah penyidikan atas kematian dalam operasi menantang narkoba di Filipina. Tahun kemarin, Duterte menarik keanggotaan Filipina dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sesudah ICC mengeluarkan penyidikan awal pada pemerintahannya.

Beberapa aktivis menyebutkan polisi Filipina melakukan tindakan dengan impunitas, serta dengan suport diam-diam dari presiden yang pernah mengatakan jika perang menantang narkoba akan tewaskan 100 ribu orang. Kepolisian Filipina mengaku hampir 7 ribu terduga narkoba, yang menantang penangkapan, meninggal dalam operasi penggerebekan. Polisi menyanggah keterkaitan dalam kematian misterius beberapa ribu pemakai narkoba yang lain.

Ditambah lagi Panelo jika Duterte sudah memberikan instruksi semua departemen untuk memberi dukungan Robredo. "Bila ia (Robredo-red) mengomentari perang menantang narkoba dengan mengatakan tidak efisien, karena itu tentu ada ide-ide dalam pikirannya untuk membuat efisien," sebut Panelo pada media lokal, ANC.

Batik Asal RI 'Terbang' ke Jepang hingga AS

Kementerian Perindustrian membidik export produk tenun serta batik pada tahun 2019 dapat tembus angka US$ 58,6 juta atau naik 10 % dibandingkan perolehan tahun kemarin sebesar US$ 53,3 juta. Export tenun serta batik Indonesia sebagian besar dikapalkan ke negara maju seperti Jepang, Belanda serta Amerika Serikat.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, kesempatan export tenun serta batik masih terbuka lebar.



"Tenun serta batik adalah high fashion yang nilai imbuhnya tinggi, bukan jadi komoditas. Karenanya, export untuk industri ini terus kami dorong. Ditambah lagi, saat ini Wastra Nusantara makin bermacam serta disukai customer global. Serta, barusan kami lihat ada substitusi sutra dari pabrik yang di Sukoharjo, Jawa Tengah," sebut Airlangga Hartarto waktu pembukaan Pameran Adiwastra 2019 di Jakarta, Rabu (20/2), seperti dicatat dalam info resminya.

Baca Juga : Penghasilan Tidak Kena Pajak

Menurut Airlangga, industri tenun serta batik yang disebut sisi dari barisan industri tekstil serta baju mempunyai andil lumayan besar pada perekonomian nasional. Industri tenun serta batik, banyak ditelateni oleh aktor industri kecil serta menengah (IKM) yang menyebar di sentra-sentra industri. "Tidak hanya fokus export, bidang ini termasuk padat karya," katanya.

Kemenperin mencatat, sentral industri batik di Jawa sampai 101 unit. Di dalamnya ada 3.782 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sampai 15.055 orang. Sesaat tenun dibuat di 368 sentral dengan 14.618 unit usaha serta mempekerjakan 57.972 orang.

Selain itu, Ketua Panitia Pameran Adiwastra 2019, Yanti Airlangga menjelaskan, pameran Adiwastra 2019 adalah pameran kain tradisi paling besar di Indonesia. Gelaran itu telah dikerjakan semenjak tahun 2008 sampai saat ini.

Baca Juga : Menghitung PTKP

"Pameran ini untuk terus kobarkan semangat kelestarian dan peningkatan kain tradisi di nusantara yang mempunyai kekayaan serta keindahan, dan nilai-nilai filosofi serta kearifan lokal yang tinggi," tegasnya.

Yanti menjelaskan, pameran ini direncanakan bisa didatangi lebih dari 40.000 pengunjung dari semua Indonesia dengan nilai penjualan sebesar Rp 45-50 miliar. Menurut dia, ketertarikan warga pada kain adati terus bertambah dari tahun ke tahun, baik untuk baju, interior atau keperluan yang lain.

"Cenderung ini semakin bertambah semenjak Unesco memutuskan batik jadi Warisan Budaya Dunia Tidak Benda dari Indonesia tahun 2009 waktu lalu," tuturnya.

Pameran ini diadakan pada 20-24 Maret 2019 di Hall A serta B Jakarta Convention Center dengan diikuti 413 stand peserta dari semua Indonesia.

Baca Juga : Menghitung PTKP

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah serta Bermacam (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengutarakan, pada Pameran Adiwastra Nusantara tahun 2019 ini, Kementerian Perindustrian memberi andil yang tambah lebih besar dibanding beberapa tahun awalnya.

"Fasilitasi yang diberi diantaranya booth pameran untuk 36 industri batik serta tenun yang mencakup 20 booth dari Direktorat Jenderal IKMA serta 16 dari Direktorat Jenderal IKFT," tambah Gati.

Marbut-Majelis Taklim DKI Ziarah ke Makam Rasul

Jemaah umrah marbut serta majelis taklim DKI Jakarta berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Mereka berdoa di Raudhah.



Jemaah marbut serta majelis taklim DKI memulai hari pertama di Madinah dengan Salat Subuh di Masjid Nabawi. Selesai salat, rombongan pulang ke hotel untuk sarapan.

Baca Juga : Menghitung Tagihan Listrik

Marbut serta majelis taklim DKI lalu berpisah. Beberapa marbut masuk ke arah Raudhah lewat pintu 21 Masjid Nabawi. Sedang majelis taklim masuk melalui pintu 25.

Beberapa marbut serta majelis taklim antre untuk masuk Raudhah. Antrean lumayan panjang.

Kemudian, beberapa marbut masuk ke Raudhah serta menunaikan salat. Mereka berdoa dalam tempat itu.

Jemaah selanjutnya ziarah ke makam Rasul. Tidak lepas doa juga di lafalkan oleh beberapa marbut.

Marbut dari Masjid Husnul Khatimah Pela Mampang, Jakarta Selatan, Abdul Rasyid, akui terharu dapat menunaikan salat di Masjid Nabawi. Ini seperti mimpi jadi fakta.

Baca Juga : Tagihan Listrik

"Ini bisa disebutkan seperti mimpi. Tadi malam itu jalan jam 1. Nangis semua. Pertama, dapat sampai ke Madinah. Ziarah ke Makam Rasul. Tidak diduga barusan. Disebutkan marbut tetapi jika sudah memang panggilan Allah darimanakah jalannya tentu sampai," tutur Rasyid di Madinah, Arab Saudi, Selasa (5/10/2019).

"Jika tadi malam sebab saya pengalaman pertama, bertiga. Alhamdulillah bertemu jemaah dari Palembang. Jadi kita saling kesana. Memang ngantre juga. Tetapi sebab kita tempatnya cukup ditengah-tengah. Jadi tidak bisa di Raudhah-nya," sambung ia.

Rasyid baru dapat masuk ke Raudoh pada kesempatannya yang ke-2. Sesudah antre lama, ia pada akhirnya dapat salat serta berdoa disana.

"Alhamdulillah kita bisa di muka. Ngantre di muka. Demikian dibuka automatis kita bisa. Justru bisa paling sudut. Kata ustaz kita salat tahiyatul masjid sama salat Dhuha. Sekaligus disana doa. Lama. Lama sekali. Hanya kita kasih peluang dengan lainnya. Share," tambah ia.

Baca Juga : Menghitung Tagihan Listrik

Sedang marbut dari Masjid Arrohmanurrohim, Pancoran, Muhammad Yunus, menjelaskan salat di Masjid Nabawi adalah pengalaman yang terkesan. Capek tidak berasa sebab karena sangat antusiasnya Yunus untuk melaksanakan ibadah.

"Alhamdulillah bisa undangan. Marbut gratis. Hari pertama cukup mengagumkan sekali. Meskipun rasa capek baru hadir dari Jakarta. Kita ghiroh ingin pergi ke Raudhah. Ingin salat di dekat makam Rasullullah. Sebab tempat mustajab. Insyaallah disana diijabah semua," tutur ia.

Bea Cukai Jateng Amankan 3 Juta Batang Rokok Ilegal

Bea Cukai Kanwil Jateng-DIY mengambil alih 3 juta batang rokok ilegal sejumlah Rp 2,2 miliar dalam operasi yang berjalan sepanjang dua hari. Tanda bukti ditangkap dari Kabupaten Kendal serta tol.

Pengungkapan dikerjakan di tiga tempat berlainan pada tanggal 30 serta 31 Oktober 2019 kemarin. Penyitaan pertama dikerjakan di Rest Ruang KM 360 Tol Semarang-Batang. Yang ke-2 dalam suatu bangunan di Dusun Brayo Timur, Kabupaten Kendal, serta yang ke-3 dikerjakan di Rest Ruang KM 294 Tol Pejagan-Pemalang.



Kakanwil DJBC Jateng DIY, Parjiya menerangkan jika pengusutan dikerjakan Bea Cukai Kanwil Jateng DIY dengan KPPBC Semarang serta di-backup Pomdam IV Diponegoro. Penilaian pada sasaran operasi telah dikerjakan setelah sebelumnya mendapatkan info dari warga.

Baca Juga : Menghitung BPHTB

"Tanggal 30 Oktober 2019 jam 19.00 WIB petugas sukses amankan rokok beberapa 408 ribu batang yang terbagi dalam 384 ribu batang dengan merek 'S3' yang dilekati 'jempel' atau kertas yang digunakan jadi pita cukai palsu, serta 24 ribu batang rokok merek 'GS' yang dilekati pita cukai palsu pada suatu truk di Rest Ruang KM 360, Tol Semarang-Batang, Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang," kata Parjiya melalui tayangan persnya, Senin (5/11/2019).

Selanjutnya jam 21.00 WIB, petugas amankan rokok beberapa 708 ribu batang dengan merek 'SM Bold' tanpa ada dilekati pita cukai dalam suatu bangunan di Dusun Brayo Timur RT 01 RW 03 Kertosari Singorojo, Kabupaten Kendal.

Selanjutnya jam pukul 01.30 WIB tanggal 31 Oktober 2019 petugas kembali amankan rokok dengan jumlahnya semakin besar yakni 1,96 juta batang dengan brand 'Luffman Classic Mild Bold' tanpa ada pita cukai pada suatu truk di Rest ruang KM 294 Tol Pejagan Pemalang, Kertasari, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal.

Baca Juga : Cara Menghitung BPHTB

Barang Hasil Pengusutan ialah sekitar 3.076.000 batang rokok illegal type SKM, dengan prediksi nilai barang sebesar Rp 2.199.340.000, serta keseluruhan kekuatan kerugian Negara sebesar Rp 1.452.071.940," tuturnya.

Semua barang sekarang ditangkap di Kanwil DJBC Jateng DIY untuk perlakuan selanjutnya. Sekitar lima orang terperiksa ditangkap dari tiga tempat pengusutan, yakni dengan inisial A, Y, S, G serta H.

"Saya tidak jemu ajak pada beberapa entrepreneur rokok illegal serta semua pihak berkaitan supaya berhenti berupaya dengan illegal. Legal itu gampang, Bea Cukai akan menolong jadi entrepreneur yang legal," minta Parjiya.

Diluar itu, Kantor Bea Cukai Daerah Sulawesi Sisi Selatan (Subagsel) menghancurkan juta-an batang rokok serta beberapa ribu botol miras ilegal, yang berharga miliaran Rupiah.

Pemusnahan tanda bukti sitaan Bea Cukai sepanjang tahun 2018-2019 ini dengan simbolik dikerjakan di halaman kantor Tubuh Diklat Keuangan Makassar, Jalan Urip Sumoharjo, Rabu (30/10/2019), yang di pimpin Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel Padmoyo Tri Wikanto.

Baca Juga : Menghitung BPHTB

Tri menjelaskan, tanda bukti yang dihilangkan adalah dari hasil 50 kali pengusutan di sejumlah tempat, seperti pelabuhan, lapangan terbang, serta pelosok-pelosok di daerah kerja Bea Cukai Sulbagsel yang terdiri 3 provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, serta Sulawesi Tenggara.

Jumlahnya tanda bukti yang dihilangkan terbagi dalam 21.200.452 batang rokok yang tidak diperlengkapi pita cukai asli, sejumlah Rp 12.801.707.580, serta 1.744 miras ilegal sejumlah Rp 72.875.000.

"Semua barang sitaan ini telah ada keputusan pengadilan serta di setujui Ditjen Pengendalian Kekayaan Negara, gudang pun tidak mampu memuat, karena itu dihilangkan. Kekuatan kerugian negara dari barang sitaan ini seputar Rp 6,1 miliar," tutur Tri.

Monday, November 4, 2019

Penunggak Pajak di Karawang Rp 525 M

Pemerintah Kabupaten Karawang sedang berusaha mengincar beberapa perusahaan besar yang menunggak pajak. Perusahaan-perusahaan itu meningkatkan jumlahnya piutang Pemkab Karawang, yang sekarang lebih dari Rp 525 miliar.



"Bila terus menunggak, jumlahnya tunggakan pajak (piutang) punya potensi terus makin bertambah," kata Endang Cahendra, Kepala Bagian PBB serta BPHTB Bapenda Karawang, pada detikcom, Selasa (5/11/2019).

Baca Juga : Menghitung Dosis Obat

Endang menjelaskan sumber piutang paling besar datang dari penunggak pajak bumi serta bangunan (PBB). Antara perusahaan besar itu, kata Endang, ada perusahaan punya Keluarga Cendana. Perusahaan itu ialah Lokasi Mandala Putra atau dahulu diketahui Mandala Pratama Permai, satu lokasi industri seluas 700 hektare di Cikampek.

"Salah satunya penunggak PBB yang cukup besar ialah perusahaan punya Keluarga Cendana. Dahulu sisa pabrik mobil Timor," sebut Endang.

Pada saat jayanya, pabrik itu menghasilkan mobil nasional bermerek Timor. Walau demikian, Timor pernah dikatakan melanggar prinsip perdagangan bebas versus Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Timor sempat juga ditunjuk berlawanan dengan UU Perpajakan waktu Orde Baru berkuasa. Tetapi IMF menghajar perlakuan spesial untuk Timor.

Baca Juga : Dosis Obat

Menurut Endang, tidak hanya perusahaan punya Cendana, ada perusahaan yang lain. Umumnya ialah pabrik mati di zone industri Klari, Dawuan, sampai Cikampek tepian Purwakarta. "Waktu kami kesana, hanya ada satpamnya saja," papar Endang.

Pabrik-pabrik itu pailit sebab beberapa fakta. Diantaranya ialah ketentuan tentang relokasi pabrik ke lokasi industri. Seperti didapati, UU No 2 Tahun 2014 mengenai Perindustrian mengharuskan semua industri masuk lokasi industri. Keharusan relokasi ini maksudnya untuk mempermudah pemerintah memonitor serta meminimalisir efek pencemaran lingkungan.

Baca Juga : Menghitung Dosis Obat

"Pabrik-pabrik di zone industri satu demi satu mulai ditertibkan. Jadi lahannya ada tetapi telah tertidur. Walau pabrik telah tidak bekerja, PBB kan harus tetap dibayar," kata Endang.

Pada pabrik-pabrik itu, Endang akui telah beberapa ratus kali melayangkan surat peringatan. Tetapi tidak digubris. Pada 2018 contohnya, Bappenda Karawang melayangkan 146 surat peringatan. Pada 2019, surat peringatan naik mencolok sampai 254. "Kami tidak akan berhenti berusaha," katanya.

Baca Juga : Cara Menghitung

Karena surat peringatan dipandang tidak efisien, Bappenda membujuk perusahaan itu dengan beberapa program, terhitung pengampunan pajak atau meniadakan denda pajak. "Paling tidak yang berkaitan membayar intinya saja. Paling tidak ada penghasilan ke pemda," katanya.

Endang menyarankan perusahaan-perusahaan itu manfaatkan benar kebijaksanaan penghilangan denda itu. "Karena, penghilangan denda berlaku sampai akhir November tahun ini," kata Endang.

Tuesday, October 8, 2019

Begini Sejarah Stasiun Manggarai yang Mau Gantikan Gambir

Menteri Perhubungan (Menhub) sudah mengutarakan jika Stasiun Manggarai diperkirakan jadi pusat stasiun (central station), bukan sekedar untuk KRL Jabodetabek dan juga untuk kereta api jarak jauh. Hal itu diutarakan oleh Budi Karya di Stasiun Manggarai, Jakarta pada Sabtu (5/10/2019).



Diluar itu, gagasan Stasiun Manggarai jadi pusat nanti akan dikerjakan pembangunan menambahkan jalan rel kereta api terutamanya ka lapangan terbang yang sampai kini masih satu jalan dengan KRL Commuter Jabodetabek.

Sebelum ditargetkan jadi pusat stasiun, ini riwayat singkat Stasiun Manggarai.

Baca Juga : Doa Islami

Sebelumnya, semenjak 1913 perusahaan kereta api negara Staatsspoor en Tramwegen (SS) kuasai semua jaringan rel kereta api di Batavia serta Meester Cornelis. SS membenahi lagi jalan kereta api di dua kotapraja itu. Diantaranya ialah pembongkaran Stasiun Boekitdoeri serta mulai membuat stasiun baru di daerah Manggarai.

Stasiun Manggarai mulai dibuat pada 1914 serta diresmikan pada 1 Mei 1918. Pembangunannya di pimpin oleh arsitek Belanda bernama Ir. J. Van Gendt. Waktu itu Stasiun Manggarai mempunyai satu bengkel besar paling komplet yang dipunyai SS untuk merehabilitasi serta membuat lagi kereta, gerbong serta lokomotif uap.

Sewaktu jaman kolonial Belanda, area Stasiun Manggarai mencakup batas Sungai Ciliwung di samping timur sampai ke samping barat yang saat ini jadi Jl. Swadaya. Sedang batas selatan selama jalan Van Goens (Manggarai Selatan 1) serta Boekit Doeri West (Bukit Duri Barat) sampai pagar stasiun di utara yang saat ini jadi Jl. Dr. Saharjo.

Baca Juga : Belajar Agama Islam

Tidak lama sesudah Proklamasi, pada September 1945, Stasiun Manggarai diambilalih oleh beberapa puluh ribu pengunjuk rasa massa pemuda serta buruh kereta api sesudah lakukan tindakan long march dari Stasiun Jakarta Kota. Diluar itu, pada 3 Januari 1946, di area stasiun ini juga semua persiapan rahasia dikerjakan untuk perjalanan Kereta Luar Biasa (KLB) perpindahan Presiden serta Wakil Presiden RI ke arah Yogyakarta.

Thursday, October 3, 2019

Alasan-alasan di Balik Tak Adanya Pasar Malam Sekaten Yogya Tahun Ini

Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta ditiadakan tahun ini. Apa faktanya?

"Untuk (pemulihan) keadaan Alun-alun (Utara)," jelas KPH Notonegoro, yang memegang Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Kridhamardawa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kamis (3/10/2019).



Notonegoro menerangkan tidak diselenggarakannya PMPS adalah kemauan Sri Sultan HB X. Faktanya untuk kembalikan semangat Hajad Dalam Sekaten seperti masa awal Kerajaan Mataram Islam di tanah Jawa.

"Pasar malam itu sebetulnya bukan sisi dari Sekaten ya.... Jadi kami coba kembalikan ke semangat Sekaten awal, mumpung peluang sekaligus ini untuk (memulihkan) keadaan Alun-alun (Utara) agar dapat lebih baik," papar suami GKR Hayu itu.

Baca Juga : Cara Menghitung

Keadaan Alun-alun Utara Yogyakarta menjadi perhatian serius faksi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena, penyelenggaraan PMPS setiap tahunnya mengakibatkan kehancuran rumput serta berlangsung penimbunan sampah selesai acara di Alun-alun Utara.

"Sebab setiap saat sesudah habis digunakan pasar malam, Alun-alun (Utara) itu tentu keadaannya tidak karu-karuan. Rumputnya kelak habis serta kotor, dan lain-lain," katanya.

Notonegoro lalu menceritakan tentang riwayat PMPS yang diadakan bersamaan dengan Hajad Dalam Sekaten. Menurut dia, diadakannya PMPS adalah strategi faksi kolonial Belanda untuk menghambat syiar Islam serta tutup kekuatan pemberontakan dari warga.

"Sebenarnya (PMPS) itu ada sejarahnya ya. Itu waktu jaman dahulu, sebab Sekaten itu digunakan untuk syiar oleh kerajaan-kerajaan, untuk ceramah, dan terkadang disisipi beberapa pesan semangat perjuangan menantang penjajah," tuturnya.

"Belanda itu yang membuat pasar malam, begitu, untuk merusak perhatian rakyat agar tidak kesana (Sekaten). Dan sesudah lama tidak ada, baru seputar mungkin 30 tahun waktu lalu diselenggarakan pasar malam Sekaten," pungkas ia.

Baca Juga : Rumus Menghitung

Jadi info, Hajad Dalam Sekaten tahun ini akan diadakan pada 3-9 November 2019. Acara itu akan dengan diawali Miyos Gangsa serta disudahi dengan Kondur Gangsa. Satu hari sesudahnya atau tanggal 10 November akan dilaksanakan Garebeg Mulud.

Diwawancara terpisah, Sri Sultan HB X menerangkan jika Sekaten Yogyakarta yang akan datang akan diselenggarakan dua tahun sekali. Ketetapan ini, kata Sultan, sudah disetujui oleh Pemkot Yogyakarta.

"Untuk pasar malam (sekaten) itu dua tahun sekali kesepakatannya dengan (Pemerintah) Kota," jelas Sultan pada wartawan selesai melantik Penjabat Sekretaris Wilayah (Pj Sekda) DIY di Bangsal Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Jumat (4/10).