Monday, September 10, 2018

Cerita Malam 1 Suro di Mata Air Keramat Sendang Mintoloyo

Buat penduduk Jawa malam 1 Suro dipandang seperti malam yang sakral. Penduduk Jawa yang memperingati malam perubahan Tahun Baru Islam itu dengan beberapa kebiasaan, seperti tirakatan ataupun kungkum di sumber mata air yang dipandang keramat, tidak kecuali dengan beberapa seniman di Kota Semarang.

Baca Juga : KA Jayabaya dan Harga Tiket KA Jayabaya

Beberapa seniman muda Kota Semarang yang tergabung dari beberapa komune mengadakan acara malam 1 Suro di Sendang Mintoloyo, Senin (10/9/2018) malam. Mereka mengadakan beberapa acara dari mulai kenduri, pentas seni, sampai mandi larut malam di sendang yang terdapat di belakang lokasi Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Kota Semarang itu.

Ketua Komunitas Teater Universitas Semarang (Fotkas), Syarifuddin Affandi menyampaikan ritual malam 1 Sura di Sendang Mintoloyo itu teratur diselenggarakan tiap-tiap tahunnya oleh grup seniman di Kota Semarang.

Baca Juga : Jadwal KA Jayabaya dan KA Harina

“Kesempatan bergabung di Sendang Mintoloyo ini, tidak hanya untuk rayakan Tahun Baru Islam juga kami pakai untuk bersih-bersih sendang. Bersih-bersih ruang sendang akan menggugah kesadaran kami menjadi manusia serta bentuk terima kasih dan sukur pada Tuhan atas sumber air yang sudah lama berada di ruang ini,” papar Syarifuddin Senin malam.

Menjadi sumber air, Sendang Mintoloyo sudah lama jadi sumber kehidupan masyarakat yang berada di seputar TBRS Semarang. Konon, sendang ini diketemukan oleh tokoh penduduk yang bernama Ki Mintoloyo, yang makamnya cuma berjarak beberapa mtr. dari sumber mata air itu.

Baca Juga : Harga Tiket KA Harina dengan Jadwal KA Harina

Syarifuddin memberikan acara malam 1 Sura pada tahun ini diselenggarakan dengan topik Sura Wiwitan Adus Sendang. Dengan topik itu diinginkan kebiasaan mandi di Sendang Mintoloyo waktu malam 1 Sura dapat selalu terbangun.“Mandi saat malam 1 Sura ditujukan menjadi ritual bersihkan diri, agar kembali suci dalam melakukan kehidupan di tahun selanjutnya,” jelas Syarifuddin.

No comments:

Post a Comment